Dua Sepatu Basket Kontroversial - Indonesia Basketball

Breaking

LinkWithin

ads header

Thursday, September 11, 2014

Dua Sepatu Basket Kontroversial


Sepatu Athletic Porpulsion Labs

Hampir dua dekade lalu, pecinta basket dibuat terheran-heran dengan tingkah mantan pemain NBA, Dee Brown, di tengah lapangan. Brown terlihat seperti tengah memompa sepatunya di sela-sela mengikuti kontes NBA Slam Dunk tahun 1991.

Pebasket berusia 45 tahun ini percaya, sepatu Reebok Pump yang dikenakannya bisa memberikan efek lompatan tinggi terhadap pemakainya. Alhasil, eks shooting guard yang kini menjadi asisten pelatih Sacramento Kings ini pun, menjadi juara kontes tersebut dengan cara sah dan tidak curang. But the fact was with or without that shoes, Brown could win the contest.

Namun, nasib sial bagi duo kembar, Adam dan Ryan Goldston. Founder sepatu basket Atheletic Porpulsion ini harus gigit jari karena dua seri sepatu buatan mereka, Athletic Propulsion Labs Concept 1 dan Athletic Propulsion Labs Concept 2, tak diperbolehkan dipakai oleh pebasket NBA. Sepatu ini diklaim memiliki inovasi mutakhir bernama Load N Launch, yang dipercaya dapat meningkatkan tinggi lompatan seseorang sebanyak 10 cm dari batas normal. Teknologi ini dipasang diujung depan bawah sepatu, mengingat pebasket selalu bertumpu pada ujung kaki, atau menjinjit, saat pertama kali ingin melompat.

Kebetulan, Adam dan Ryan merupakan mantan pemain basket di universitasnya. Keduanya berkeinginan menciptakan sepatu yang dapat meningkatkan tinggi lompatan, terutama di basket. Niat mulia Goldston bersaudara pun harus kandas, karena ditolak mentah-mentah oleh NBA di tahun 2010.

"Berdasarkan peraturan liga, para pemain tidak diperkenankan mengenakan sepatu yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif secara tidak wajar (contoh, untuk meningkatkan lompatan vertikal) selama bertanding. Berdasarkan hal tersebut, para pemain dilarang mengenakan sepatu APL (Athletic Propulsion Labs) di pertandingan resmi NBA," ungkap eks komisionaris NBA, David Stern.

Sepasang sepatu APL dibanderol dengan harga yang cukup mahal, yaitu sekitar Rp 1.5 juta. Now the question is, do you really wanna wear it in order to increase your vertical leap or you prefer to choose get more practicing to have better jump?

Sumber : https://www.la-streetball.com/news/streetball-lifestyle/dua-sepatu-basket-kontroversial

No comments:

Post a Comment